KOMUNIKASI
DAKWAH
“Media
Komunikasi Dakwah”
Disusun
Rahmi
Eka Putri : NIM 212 331 8488
FAKULTAS USULUDIN, ADAB DAN DAKWAH
JURUSAN DAKWAH PRODI KOMUNIKASI PENYIARAN ISALAM (KPI)
INSTISTUT AGAMA ISLAM NEGRI (IAIN) BENGKULU
2014
PENDAHULUAN
Dalam mengahadapi zaman yang moderen penggunaan
informasi dan perkembangan teknologi, dunia dihadapkan kepada cepatnya
perkembangan arus informasi. Pemanfaatan alat-alat teknologi sebagai media
penyampai informasi kepada halayak, sepertinya tidak dapat dibendung. Tetapi
sebaliknya, keberadaan teknologi canggih di era globalisasi informasi dan
komunikasi ini harus dimanfaatkan untuk penyebaran informasi dan pesan-pesan
dakwah Islam.
Aktivitas dakwah Islam saat ini tidak cukup dengan
media tradisional, seperti melalui ceramah dan pengajian yang masih menggunakan
media komunikasi oral atau komunikasi tutur. Penggunaan media-media komunikasi
modern sesuai dengan taraf perkembangan daya pikir manusia harus dimanfaatkan
sedemikian rupa, agar dakwah Islam lebih mengena sasaran dan tidak out of
date.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Media komunikasi Dakwah
Kata media
berasal dari bahasa Latin, median, yang merupakan bentuk jamak dari medium.
Secara etimologi yang berarti alat perantara. Wilbur Schramn mendefinisikan
media sebagai teknologi informasi yang dapat digunakan dalam pengajaran. Secara
lebih spesifik, yang dimaksud dengan media adalah alat-alat fisik yang
menjelaskan isi pesan atau pengajaran, seperti buku, film, video
kaset, slide, dan sebagainya.
Komunikasi dari
istilah bahasa inggris communication,
yang berasal dari bahasa latin communicatus yang bersumber dari kata comunis
yang berarti berbagi atau menjadi milik bersama yaitu usaha yang memiliki
tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna. Everett
M. Rogers mendefinisikan Komunikasi adalah suatu proses dimana suatu
ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerimaan atau lebih dengan maksud
untuk mengubah tingkah laku mereka.
Sedangkan
Dakwah berasal dri bahasa Arab yang berarti: seruan, ajakan, ataupu panggilan.
Sedangkan orang yang melakukan seruan atau ajakan dikenal dengan Da’i. H.
Endang S.Anshari mendefenisiakan bawasannya dakwah dalam arti terbatas adalah
menyampaikan Isalam kepada manusia secara lisan, maupun secara tulisan, ataupun
secara lukisan, nsmun secra luas dakwah ialah penjabaran, penterjemahan, dan pelaksanaan Islam dalam perhidupan dan
kehidupan manusia.
Adapun yang
dimaksud dengan media (wasilah) dakwah yaitu alat yang dipergunakan
untuk menyampaikan materi dakwah (ajaran Islam) kepada mad’u. Dengan banyaknya
media yang ada, maka da’i harus memilih media yang paing efektif untuk mencapai
tujuan dakwah. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada waktu memilih media adalah
sebagai berikut:
a.
Tidak ada satu media pun yang paling baik untuk
keseluruhan masalah atau tujuan dakwah. Sebab setiap media memiliki
karakteristik (kelebihan, kekurangan, keserasian) yang berbeda-beda.
b.
Media yang dipilih sesuai dengan tujuan dakwah yang
hendak dicapai.c
c.
Media yang dipilih sesuai dengan kemampuan sasaran
dakwahnya.
d.
Media yang dipilih sesuai dengan materi dakwahnya.
e.
Pemilihan media hendaknya dilakukan dengan cara
objektif, artinya pemilihan media bukan
atas dasar kesukaan da’i.
f.
Kesempatan dan ketersediaan media perlu mendapat
perhatian.
g.
Efektifitas dan efesiensi harus diperhatikan.
B. Pembagian Media komunikasi Dakwah
a.
Mimbar atau Khatibah
Mimbar
atau khatibah ini adalah cara seorang da’i menyampaikan sebuah dakwah yang di
lakujan segan cara komunikan
cenderung homogen. Sehingga memiliki tujuan yang sama. Komunikasi bersifat face to
face, sehingga dapat mengontrol reaksi komunikasi secara langsung. Namun dengan cara ini seorang da’i diperlukan persiapan yang ekstra sebelum beraksi, dan diperlukan keterampilan yang
multi (menyusun pesan dengang baik, disampaikan dengan baik), sehingga
komunikan tidak jenuh dan mudah menerima apa yang di sampaikan oleh seorang
da’i.
b.
Media Cetak
Media cetak adalah untuk mempermudah cara da’i dalam
menyampaikan dakwahnya melalui tulisan sehingga dapat menciptakan komunikan
yang gemar membaca sehingga memahami apa itu keagamaan dengan melalui dakwah
dari media cetak.
· Surat Kabar
Surat kabar beredar dimana-mana, karena di
samping harganya yang murah beritanya juga sangat up to date dan memuat berbagai jenis berita. Surat kabar cepat
sekali peredarannya karena jika terlambat beritanya akan out of date. Dakwah melalui surat
kabar cukup tepat dan cepat beredar melalui berbagai penjuru. Karena itu dakwah
melalui surat kabar sangat efektif dan efisien yaitu dengan cara da’i menulis
rubrik di surat kabar tersebut misalnya berkaitan dengan rubrik agama. Namun
surat kabar juga mempunyai
segmen pembaca yang khas dan beragam ,surat kabar diperlukan keterampilan yang
multi ( ide pesan yang up to date,
dan kemampuan untuk menulis dengan baik), mudah untuk Menjangkau komunikan dalam
jumlah yang besar (massa)dan surat kabar juga komunikan yang heterogen.
· Majalah
Majalah
mempunyai fungsi yaitu menyebarkan informasi atau misi yang dibawa oleh
penerbitnya. Majalah biasanya mempunyai ciri tertentu, ada yang khusus wanita,
remaja, pendidikan, keagamaan, teknologi, kesehatan, olahraga, dan sebagainya.
Sekalipun majalah mempunyai cirri tersendiri tetapi majalah masih dapat
difungsikan sebagai media dakwah, yaitu dengan jalan menyelipkan misi dakwah
kedalam isinya, bagi majalah bertema umum. Jika majalah tersebut majalah
keagamaan maka dapat dimanfaatkan sebagai majalah dakwah. Jika berdakwah
melalui majalah maka seorang dai’I dapat memanfaatkannya dengan cara menulis
rubrik atau kolom yang berhubungan dengan dakwah Islam. Secara Komunikan dapat homogen dapat juga heterogen – majalah khusus yang
diterbitkan oleh suatu lembaga/perusahaan. Menjangkau komunikan dalam
jumlah yang besar (massa), namun secara khusus – misal; majalah wanita Kartini,
Nova, untuk contoh majalah kusus wanita. Namun majala juga diperlukan keterampilan yang
multi (ide pesan yang up to date, dan kemampuan untuk menulis dengan
baik)
· Buku
Para
ulama salaf telah mempergunakan media buku sebagai media dakwah yang efektif.
Bahkan buku-buku dapat bertahan lama, dan menjangkau masyarakat secara luas
menembus ruang dan waktu. Para da’i atau ulama penulis cukup banyak yang telah
mengabadikan namanya dengan menulis dan mengarang buku sebagai kegiatan
dakwahnya. Seperti halnya Imam Al-Ghazali menulis Ihya’ ‘Ulumuddin, Imam
Nawawi menulis Riyadh Ash-Shalihin, dan lain-lain.
c.
Media
Elektronik
} Televisi
Televisi adalah
media elektronik yang bersifat audio visual,gi beberapa daerah terutama di
Indonesia masyarakat banyak menghabiskan waktunya untuk melihat televisi. Kalau
dakwah Islam dapat memanfaatkan media ini dengan efektif, maka secara otomatis
jangkauan dakwah akan lebih luas dan kesan keagamaan yang ditimbulkan akan
lebih mendalam. Program-program siaran dakwah yang dilakukan hendaknya mengenai
sasaran objek dakwah dalam berbagai bidang sehingga sasaran dakwah dapat
meningkatkan pengetahuandan aktifitas beragama melalui program-program siaran yang disiarkan melalui televisi. Tetapi menggunakan
televisi cara berdakwah terbatas oleh waktu dan membutkan biaya namun khalayaknya sangat heterogen
} Radio
Radio
adalah sarana untuk menyampaikan pendakwaan dengan menggunakan audio yang bisa
di gundakan di mana saja kita brada dengan penggunaan yang khalayak heterogen dan Biaya
yang tdak terlalu mahal dan Mampu menjangkau khalayak dalam radius yang sangat jauh sampai ke pelosok
dan pedalaman
Radio dan televisi pada dekade
1960-an, pada awalnya dikembangkan dan didifusikan untuk kepentingan komunikasi
pembangunan bagi negara-negara dunia ketiga.Namun selanjutnya menjadi
penjajajahan gaya baru terhadap negara-negara berkembang oleh negara-negara
maju. Namun selanjutnya menjadi penjajajahan gaya baru terhadap negara-negara
berkembang oleh negara-negara maju.
Kedua media di atas, mempunyai kelemahan berupa Lambatnya atau bahkan tidak
diketahui reaksi komunikan, dan diperlukan manajemen, serta tenaga yang cukup banyak.
} Dunia Maya atau Internet
Dengan
media internet dakwah dapat memainkan peranannya dalam menyebarkan informasi
tentang Islam keseluruh penjuru, dengan keluasan akses yang dimilikinya yaitu
tanpa adanya batasan wilayah, cultural dan lainnya. Dengan internet hemat biaya , bersifat independen, sehingga
lebih mudah utk mengagendakan tema-tema pesan dakwah. Dapat dikelola oleh lembaga,
organisasi, ataupun oleh individucontohnya www.muslim.or.id Dengan menggunakan media
internet sangant mudah sekali kita mengakses apa yang kita ingunkan dan juga
cepat kita dapatkan sengan menggunakan sosial media yang kita miliki, jadi
dalam mendapatkan pendakwahan sangan mundah untuk kita memperolehnya.
Begitu besarnya
potensi dan efisiennya yang dimiliki oleh jaringan internet dalam membentuk
jaringan dan pemanfaatan dakwah, maka dakwah dapat dilakukan dengan membuat
jaringan-jaringan informasi tentang Islam atau sering disebut dengan cybermuslim
atau cyberdakwah. Masing-masing cyber tersebut menyajikan dan
menawarkan informasi Islam dengan berbagai fasilitas dan
metode yang beragam variasinya.
d.
Media Tradisional
Media tradisional yaitu berbagai macam seni
pertunjukan yang secara tradisonal dipentaskan didepan umum terutama sebagai
sarana hiburan yang memiliki sifat komunikatif, seperti ludruk, wayang, drama,
lenong dan sebagainya. Tetapi pada saat ini mulai ditinggalkan, terbatas pada kalangan tertentu, diterima oleh masyarakat,
karena media ini merupakan bagian dari masyarakat itu sendiri. Dan memiliki pesan yang
dikomunikasikan lebih mudah dipahami. Sudah mulai ditinggalkan. Terbatas pada kalangan
tertentu diterima oleh masyarakat, karena media ini merupakan bagian dari masyarakat
itu sendiri.Pesan yang dikomunikasikan lebih mudah dipahami.
Daftar Pustaka
http://rizalalsam.blogspot.com/2010/12/komunikasi-dalam-proses-dakwah.html. Di akses tanggal 3 juni 2011
Wahyu Ilaihi, Komunikasi Dakwah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010),
hal. 105.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar