Rabu, 07 Oktober 2015

Penulisan feature dan opini " TAK PERLU SERAKAH HAJI"


NAMA            : Rahmi Eka Putri
NIM                : 212 331 8488
Prodi               : KPI
Tugas Menganalisis, tulisan Moch. Iqbal
“Tak Perlu Serakah Haji”

 
 




Analisis :
Pada paragraf pertama “Peristiwa tersebut sampai ke telinga Nabi Muhammad SAW .Kemudian Nabi langsung berkata, orang tersebut haji-nya diterima oleh Allah. Kendati sahabat tersebut belum menginjakan kakinya di Baitullah, namun akhlaknya mulianya yang ditunjukkan sepanjang perjalanan menuju kakbah, membuat Nabi tanpa ragu mengatakan bahwa ‘Haji-nya Mabrur”. Saya setuju dengan pendapat di paragraf pertama ini, Karena seorang sahabat ini bersungguh-sungguh ingin menunaikan ibadah haji walaupun tidak sempat memijakan kakinya ke kakbah. Kebaikan yang telah dilakukannya sudah setara dengan menunaikan ibadah haji ketanah suci, dan berhak mendapatkan gelar haji Mabrur. Sementara pada paragraf kedua yang berjudul “Haji Turistik” seseorang yang hatinya timbul rasa sombong, rasa ingin dihormati, dan juga merasa lebih dari orang yang belum menunaikan ibadah haji. Orang yang seperti itu dalam pandangan manusia dan secara tertulis memang benar telah mendapatkan gelar haji namun tidak bermakna apapun dimata Allah. Pahala yang iya dapat tidak sebesar dengan gelar yang iya sandang. Sementara itu paragraf ketiga yang berjudul “Menuju Kesalehan Hidup”, hidup itu di katakan saleh atau sejaterah apabila seseorang mampu memberikan manfaat kepada orang lain seperti hadis Dari Jabir, Rasulullah SAW bersabda: “sebaik-baiknya manusia adalah orang yang bermanfaat bagi manusia lalinnya.” ( HR. Thobroni, Daruqutni, derajat hadis sahih). Mengurunkan niat untuk menunaikan haji lebih dari satu kali dan memberikan peluang tersebut kepada orang lain yang belum sempat menunaikan ibadah haji adalah tindakan yang tepat. Dibandingkan dengan terus melakukan ibadah haji lebih dari satu kali karna hal tersebut akan menumbulkan sifat Riya’.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar